1. Swedia
Keberhasilan Swedia menjadi negara
yang menempati peringkat pertama sebagai negara yang sukses masuk dalam
era ekonomi digital ditunjang oleh pelaksanaan rencana strategis
implementasi broadband yang dikeluarkan oleh pemerintahnya pada tahun
2009. Terintegrasinya segala aspek kehidupan masyarakat, seperti sistem
transportasi, sistem perbankan, fasilitas medis, serta layanan
pendidikan menjadi kunci sukses Swedia memasuki era ekonomi digital.
Selain
itu, dari sisi infrastruktur, kecepatan internet menjadi hal yang
memberikan pengaruh besar dalam pertumbuhan ekonomi Swedia yang pada
tahun 2010 mencapai angka 5,5 persen. Swedia sendiri tercatat sebagai
negara ketiga yang memiliki kecepatan internet tertinggi di dunia.
2. Denmark
Predikat
negara kedua terbaik dalam penerapan TIK sebagai pendukung perekonomian
memang pantas disandang oleh Denmark. Dengan penetrasi internet yang
mencapai 86,80% per 100 penduduk pada tahun 2010 serta penetrasi social
media, khususnya Facebook, yang cukup tinggi 48,50% penduduk menjadikan
budaya e-commerce tumbuh cukup pesat ditengah-tengah masyarakat. Hal ini
dibuktikan dengan total nilai perdagangan nasional melalui internet
(e-commerce) pada tahun 2010 yang mencapai 74,98 miliar euro atau nilai
perkapitanya sebesar 1.059,90 euro.
Tak hanya masyarakat yang
mulai memanfaatkan e-commerce pada konsumsi hariannya, pemerintah pun
mulai memanfaatkan channel dalam government spending. Nilai e-commerce
untuk government spending ini sendiri di tahun 2010 sebesar 1,57 miliar
euro. Menjamurnya e-commerce tentunya menjadikan Denmark sebagai negara
kedua terbaik dalam implementasi ekonomi digital.
3. Amerika Serikat
Sejak
tahun 2001, Amerika Serikat berhasil mendirikan unit kerja yang
bertanggung jawab penuh dalam pengembangan electronic government
(eGovernment). Unit ini berhasil mengembangkan United State eGovernment
Strategy yang memiliki visi untuk meningkatkan kualitas layanan
pemerintah kepada masyarakat, pebisnis, serta sesama pemerintah agar
lebih efektif dan efisien. Salah satu kebijakan Amerika Serikat yang
dapat dijadikan benchmark adalah pengembangan data.gov. Website yang
diluncurkan pada tahun 2009 ini berfungsi sebagai portal informasi data
pemerintahan Amerika Serikat yang dapat diakses oleh masyarakat, dunia
bisnis, maupun lembaga pemerintahan lainnya.
Selain dukungan
kebijakan pemerintah tersebut, budaya e-commerce ditengah masyarakat
juga menjadi pendukung keberhasilan implementasi TIK dalam meningkatkan
perekonomian. Tahun 2009, transaksi e-commerce di negara terkuat dunia
ini tercatat sebesar US$144,24 miliar.
4. Finlandia
Dengan
jumlah populasi pada tahun 2010 sebesar 5,4 juta penduduk, penetrasi
internet di Finlandia mencapai 82,50%. Tak banyaknya jumlah penduduk ini
menjadi salah satu kunci sukses pengembangan ekonomi digital di
Finlandia. Diawali dengan pengembangan electronic government
(eGovernment) beberapa tahun belakangan, Finlandia pun secara paralel
mulai mengembangkan berbagai channel bisnis digital.
Keberhasilan
ekonomi digital dari negara yang PDB per kapitanya pada tahun 2009 yang
mencapai US$44.491 ini ditunjukkan dengan nilai total perdagangan
melalui e-commerce yang mencapai 54,13 miliar euro pada tahun 2010.
Dengan kata lain, nilai e-commerce per kapita tahun 2011 dari negara
yang penetrasi Facebook-nya sebesar 36,70 persen ini adalah 798,59 euro.
5. Belanda
Dukungan
kehandalan layanan data sangat dibutuhkan dalam perkembangan ekonomi
digital. Semakin terkoneksinya suatu negara, maka semakin banyak peluang
untuk meningkatkan produktivitas. Selain konektivitas, kualitas akses
juga sangat penting. Semakin besarnya ukuran data pada lalu lintas
internet, semakin membutuhkan kualitas akses yang semakin baik pula, dan
dengan harga yang terjangkau. Inilah yang menjadi dasar kuatnya ekonomi
digital di Belanda.
Tak main-main investasi yang dilakukan oleh
pemerintah negara ini. Sejak tahun 2009, mereka telah berhasil
mengimplementasikan jaringan broabband 4G di negaranya. Dampaknya pun
cukup signifikan, terlihat dari nilai total perdagangan melalui
e-commerce yang meningkat dari 1,8 juta euro pada tahun 2002 menjadi
12,8 juta euro pada tahun 2009.
6. Norwegia
Keberhasilan
implementasi TIK dalam pertumbuhan ekonomi tak dapat dilepaskan dari
besarnya konsumsi individu dan perusahaan dalam mengakses layanan
teknologi informasi dan komunikasi, memanfaatkan berbagai macam fitur
internet, aktivitas pembelian online, serta seberapa besar pemanfaatan
online public service. Hal inilah yang menjadi kunci sukses Norwegia
dalam mengimplementasikan ekonomi digital. Sejak 2007, penetrasi
internet di negara yang beribukota Oslo ini mencapai 87,5%. Tingginya
penetrasi internet ini memiliki dampak besar bagai dunia bisnis dengan
sebanyak 75 persen perusahaan pada tahun 2011 telah menggunakan aplikasi
mobile pada aktivitas kerjanya.
Tak hanya itu, di masyarakat
pun pembayaran online telah menjadi bagian tak terpisahkan. Terlihat
dari 65 persen penduduk menggunakan cara ini dalam transaksinya
sehari-hari selama tahun 2011.
7. Hong Kong
Hingga
April 2011, penetrasi internet di Hong Kong telah mencapai 84 persen
dengan rata-rata subscribe melalui mobile phone atau device lainnya
adalah 1,96 per orang. Selain itu, keberhasilan Hongkong dalam ekonomi
digital juga terlihat dari keberhasilannya dalam meningkatkan kecepatan
internet dan menurunkan biaya telekomunikasi menjadi terjangkau seluruh
lapisan masyarakat.
Selain itu, pada Mei 2011, Boston Consulting
Group memaparkan hasil studi posisi Hong Kong sebagai digital city
terbaik dunia. Dalam studi tersebut, dukungan kuat pemerintah dalam
pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi serta
kebijakan keterbukaan informasi menjadi kunci sukses pembangunan ekonomi
digital di Hong Kong.
8. Singapura
Salah
satu kriteria yang menjadi penilaian dalam Digital Economy Ranking ini
adalah iklim usaha yang mencakup kondisi negara dalam hal kekuatan
ekonomi, pajak, peraturan persaingan usaha, tenaga kerja, dan
keterbukaan terhadap perdagangan dan investasi. Singapura menjadi negara
yang memiliki iklim usaha terbaik pada pemeringkatan ini. Hal ini
didukung oleh laporan Doing Business 2012 yang menyatakan Singapura
sebagai negara dengan peringkat pertama dalam hal kemudahan mendirikan
usaha.
The Global Enabling Trade Report tahun 2010 juga
menyebutkan Singapura berhasil menempati posisi pertama sebagai negara
yang sangat terbuka terhadap investasi dan perdagangan internasional.
Keberhasilan Singapura dalam menjaga iklim usahanya ini pun tak lepas
dari komitmennya dalam mengembangkan budaya e-commerce ditengah-tengah
masyarakat. Tak hanya itu, dikembangkannya e-registration bagi usaha
kecil dan menengah juga menjadi faktor pendukung keterbukaan negara
kecil ini terhadap perdagangan.
9. Australia
Berbicara
tentang kebijakan ekonomi digital oleh pemerintah, mungkin Australia
merupakan negara yang fenomenal. Tahun 2009, negeri Kanguru ini berhasil
menelurkan sebuah rencana strategis bertajuk Australia’s Digital
Economy: Future Direction. Kebijakan yang berada dibawah pengawasan
Department of Broadband, Communication and the Digital Economy ini
memaparkan dengan jelas peran pemerintah serta stakeholder lainnya dalam
pengembangan ekonomi digital, kebijakan industri pendukung ekonomi
digital, serta inovasi-inovasi andalan negara ini sebagai penunjangnya.
Mendukung
rencana strategis tersebut, pada bulan Mei 2011, pemerintah Australia
kembali melakukan gebrakan dengan mensahkan National Digital Economy
Strategy yang juga mendukung terciptanya National Broadband Network yang
akan menjadi kunci sukses penerapan ekonomi digital di tahun 2020.
10. Selandia Baru
Perubahan
dalam dunia pendidikan Selandia Baru menjadi fondasi kuat pengembangan
ekonomi digital di negara tersebut. Konsep e-learning yang dikembangkan
sejak awal tahun 2000-an merupakan pilihan pemerintah untuk menjembatani
kesenjangan pendidikan Selandia Baru. Demi menunjang implementasi
e-learning, pemerintah melibatkan berbagai stakeholder dalam
Collaborative Development Fund (CDF) sebagai pendanaan proyek tersebut.
Kesiapan Selandia Baru dalam pengembangan e-learning menjadikan negara
ini mendapatkan niai tertinggi pada kriteria lingkungan sosial dan
budaya dalam Digital Economy Ranking ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar